Gaya HidupParenting

2 Strategi Membangun Minat Anak Berpuasa Ramadhan, Simak

AYATINA – Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat muslim yang sudah baligh. Artinya, hukumnya tidak wajib bagi anak kecil yang belum baligh.

Walaupun demikian, para orang tua dianjurkan untuk mendorong minat anak dalam berpuasa, agar nantinya ketika sudah baligh mereka lebih siap dan tidak kaget lagi jika berpuasa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para orang tua agar anaknya memiliki minat dalam menjalankan ibadah puasa, khususnya di bulan Ramadhan.

Anak kecil memang tidak diwajibkan menunaikan ibadah puasa, namun para ulama berpendapat bahwa mereka dianjurkan untuk berpuasa. Abdul Wahab As-Sya’rani dalam kitab Mizanul Kubra menjelaskan sebagai berikut:

واتفقوا على أن الصبي الذي لا يطيق الصوم والمجنون المطبق جنونه غير مخاطبين به لكن يؤمر به الصبي لسبع ويضرب عليه لعشر

Artinya: “Ulama sepakat anak kecil yang tidak mampu puasa dan orang gila permanen tidak diwajibkan puasa. Tapi anak kecil diminta puasa bila berumur tujuh tahun dan dipukul bila tidak mau puasa ketika umur sepuluh tahun.”

Hurlock menjelaskan dalam buku perkembangan anak bahwa anak akan memiliki minat melalui tiga cara, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, anak akan memiliki kesenangan atau ketertarikan melalui kegiatan yang dilakukannya.

Kedua, anak akan mengidentifikasi dan mencontoh perilaku apa yang orang-orang terdekatnya lakukan kepada mereka.

Ketiga, anak akan memiliki minat terhadap suatu hal melalui pengarahan dan bimbingan dari orang tua dan orang yang ahli di bidang tersebut.

BACA JUGA: 2 Keutamaan Berpuasa di Bulan Ramadhan bagi Umat Islam, Simak

Melalui kebiasaan orang-orang yang berada di sekitar sang anak, terutama keluarga atau orang tercinta terdekatnya yang mengajaknya untuk sahur dan berbuka di bulan Ramadhan.

Anak akan melihat, kemudian akan mencontohkan dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari siapa pun. Para orang tua juga dianjurkan untuk memberikan pengetahuan terkait puasa di bulan Ramadhan.

Para orang tua dapat melatih anaknya untuk berpuasa selama enam sampai tujuh jam saja. Umumnya, sang anak dilatih berpuasa sampai tiba waktu adzan dzuhur.

Setelah terbiasa puasa sampai dzuhur, maka sang anak akan terbiasa dalam berpuasa yang nantinya secara tidak langsung anak mampu untuk berpuasa sampai maghrib.

Oleh sebab itu, anak yang dapat berpuasa sampai maghrib awalnya dari latihan puasa sampai dzuhur, bukan semata-mata paksaan dari orang tuanya yang mengharuskan mereka dapat berpuasa sampai maghrib.

Sebagai orang tua sebaiknya mendorong anak agar dapat melakukan sesuatu dengan senang hati tanpa ada paksaan sedikit pun, seperti halnya berpuasa di bulan Ramadhan.

Hal ini dilakukan agar nantinya sang anak mampu untuk menjalankannya dan tidak kaget lagi jika sudah memasuki usia baligh.

Semoga anak-anak kita nantinya diberikan anugerah yang disertai dengan kelancaran dan kemudahan agar mampu menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Ahmad Muzakki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *