Hikmah & Wawasan

3 Amalan yang Tidak Terputus sampai Meninggal Dunia, Simak

AYATINA – Seorang muslim harus menekan ajaran berbuat baik dalam kehidupan. Berbuat baik memberikan hal positif, entah di dunia maupun akhirat. Salah satu perbuatan baik yang harus seorang muslim lakukan adalah amalan jariyah.

Amalan jariyah merupakan perbuatan baik yang pahalanya terus mengalir dan tidak terputus meskipun telah meninggal dunia. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَسَلَّمَ إِذَا مَاتَ ابْنُ ﺁدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ

Artinya: “Apabila meninggal seorang anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: amal jariyah, atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang mendoakannya,” (HR Muslim).

Berdasarkan hadits di atas terdapat tiga amalan yang tidak terputus pahalanya yaitu:

Sedekah jariyah merupakan perbuatan baik yang seorang muslim lakukan. Perbuatan baik ini terus memberikan manfaat dan berlanjut meskipun ia sudah meninggal dunia. 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi: 

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Sedekah jariyah membawa manfaat tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Beberapa bentuk sedekah jariyah seperti: membangun tempat ibadah, wakaf, atau menanam pohon.

Memberikan sedekah juga tidak harus dalam wujud harta benda, tetapi bisa berbentuk tenaga atau perbuatan. Sekecil apapun seorang muslim mengeluarkan sedekah, Allah SWT pasti akan memberikan pahala, syaratnya ia menjalankannya dengan hati ikhlas.

Ilmu yang bermanfaat dapat menjadi amalan yang tidak terputus pahalanya meski telah meninggal dunia. Artinya ilmu yang bermanfaat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta membawa kemaslahatan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

 قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Artinya: “Barang siapa mengajak kepada petunjuk (amal baik), maka ia mendapatkan pahala sama seperti pahalanya orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukannya. Barang siapa yang mengajak pada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa setimbang dengan dosa orang yang mengikutinya. Tanpa sedikitpun mengurangi dosa orang yang melakukannya,” (HR Muslim).

Hadits di atas menjelaskan bahwa ilmu sangat penting untuk mengangkat derajat seorang muslim. Mengangkat derajat seorang muslim, sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Mujadalah ayat 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘berdirilah,’ (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat antara lain yaitu: menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia, bersifat qana’ah, menyadari kekurangan, membuat muslim mendekat, tunduk, patuh dan lebih mencintai Allah SWT.

Anak sholeh adalah anak yang selalu berbakti mengikuti nasihat orang tua selama tidak menuju pada maksiat, serta selalu mendoakannya. Doa anak yang sholeh tidak akan terputus pahalanya, bahkan doa untuk orang tua yang telah meninggal dunia.

Allah SWT berfirman dalam surah Ath-Tur ayat 21 berbunyi:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۗ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Demikianlah tiga amalan jariyah terdiri dari sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh. Amal jariyah ini tidak akan terputus, walaupun telah meninggal dunia.

Semoga artikel ini memberikan manfaat, meningkatkan niat untuk beramal, mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi yang menjalankannya, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Dwi Novita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *