Uncategorized

5 Adab Berbicara dalam Perspektif Islam, Simak Selengkapnya

AYATINA – Islam mengajarkan berbicara bukan hanya sekadar mengeluarkan kata-kata, namun bagian dari ibadah yang harus diperhatikan. Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam banyak mengajarkan adab dalam berbicara yang baik dan benar.

Berbicara sesuai adab tidak hanya akan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut adab berbicara dalam perspektif Islam: 

Islam menekankan adab berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan lembut. Islam melarang umatnya menggunakan kata-kata yang dapat melukai perasaan orang lain, karena dapat merusak hubungan antar sesama. Rasulullah SAW bersabda:

 مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ 

Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,” (HR Bukhari dan Muslim).

Melansir dari lampung.nu.or.id, perbuatan bergunjing dan mencela orang lain merupakan tindakan yang Islam larang. Mengatakan hal buruk tentang orang lain atau menyebarkan aib adalah dosa besar. 

Islam mengajarkan untuk berbicara dengan cara yang jelas dan lugas, agar orang lain yang mendengarkan dapat dengan mudah memahami maksud yang ia sampaikan. 

Rasulullah SAW tidak pernah berbicara dengan kata-kata yang berbelit-belit atau membingungkan. Beliau selalu berbicara dengan cara yang mudah umatnya mengerti dan tidak bertele-tele. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Azhab ayat 70 berikut ini:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

|| BACA JUGA : 6 Adab Cara Ziarah Kubur yang Baik, Simak Penjelasannya

Berbicara dengan bahasa yang sopan dan menghormati orang lain adalah adab yang dijunjung tinggi dalam Islam, terutama kepada orang yang lebih tua, guru, atau pemimpin. 

Islam mengajarkan untuk berbicara dengan rendah hati. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23 berikut ini:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Berbicara dengan jujur adalah sebuah keharusan dalam Islam. Kebohongan atau dusta merupakan salah satu dosa besar yang sangat Allah SWT larang. Rasulullah SAW bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ
وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong,” (HR Muslim).

Adab berbicara dalam Islam sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan keberkahan dalam kehidupan seorang muslim. Rasulullah SAW telah mengajarkan adab dalam berbicara yang baik. 

Mengikuti adab berbicara yang Islam ajarkan, membuat seorang muslim tidak hanya akan memperbaiki hubungan sosial, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wallahu A’lam 
Oleh Luh Gede Anglika Gayatri Sukma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *