5 Terapi Al-Qur’an untuk Mengatasi Depresi, Simak Selengkapnya
AYATINA – Melansir dari situs uin-suka.ac.id, krisis ekonomi merupakan hal yang menjadi kekhawatiran semua orang. Pasalnya, banyak yang menjadi depresi akibat mengalami situasi tersebut.
Namun jangan khawatir, dalam Islam telah full cara mengatasi depresi dari berbagai pemicu. Ini dinamakan terapi Al-Qur’an. Artikel ini akan membahas tuntas terkait solusinya.
Pengertian Depresi
Depresi adalah gejala kesedihan suatu medis yang berdampak pada perasaan, tindakan, pikiran, sampai ke tahap kesehatan mental individu.
Makna yang Mirip dengan Depresi
Al-Qur’an menyebutkan, terdapat kosa kata yang memiliki arti berdekatan dengan kata depresi, antara lain huzn (حزنٌ), ghamm ( غمٌّ), hamm (همٌّ), dan asaf (أسف ).
Huzn menurut al-Asfahani dalam kitab Mufradat al-Fazhil Qur’an memiliki arti yaitu suatu kondisi jiwa yang sedih. Lebih rinci huzn artinya perasaan sedih karena merasa tidak beruntung dengan yang lain, kehilangan sesuatu yang sangat disayangi, dan kondisi tidak berdaya.
Ghamm artinya kesedihan intens berupa kecemasan jika seseorang mengalami suatu musibah yang tidak kunjung usai. Al-Qur’an menyebutkan sebelas kali kata ghamm.
Hamm yaitu gangguan mental dengan berpikir negatif secara terus menerus tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Asaf, menurut al-Ragib al-Asfahani, asaf adalah kesedihan yang dibarengi dengan amarah.
BACA JUGA: Terapi Kesehatan Mental: 3 Pengobatan Modern dan Spiritualitas
Inilah Cara Kerja Terapi Al-Qur’an
Salah satu kata ghamm terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 88:
فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَنَجَّيْنَٰهُ مِنَ ٱلْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”
Ayat ini menjelaskan tentang kisah nabi Yunus ‘alaihis salam ketika ia pergi dalam keadaan marah terhadap kaumnya akibat kemaksiatan yang terus merajalela.
Ia menyangka bahwa kepergiannya tidak akan Allah subhanahu wa ta’ala hukum. Namun ternyata ia diuji dengan ujian yang sulit dan berat dengan ditelannya oleh ikan besar dan terisolasi di dalamnya.
Lalu dalam kegelapan perut ikan besar, malam, dan laut, ia berdoa sambil mengakui kesalahannya dan bertobat kepada Allah SWT:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Artinya: “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain-Mu, Engkau Maha Suci lagi Agung, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Maka, ketika ia dalam keadaan duka (ghamm) dan sedih, Allah SWT mengabulkan doanya dan membebaskannya dari kesedihan.
Artikel ini menjelaskan lima terapi Al-Qur’an sebagai mukjizat sepanjang zaman untuk mengatasi gangguan depresi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti Petunjuk Allah dan Rasul-Nya
Orang yang selalu mengikuti petunjuk Allah SWT akan dijauhkan dari gangguan mental depresi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 38:
قُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: “Turunkan kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran (khauf) atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (huzn).”
2. Berusaha agar Tetap Optimis
Sikap pesimis seseorang justru akan mengakibatkan perasaan khawatir dan sedih berlebihan yang belum terjadi di dalam hidupnya. Maka, cara yang dapat dilakukan adalah tanamkan sikap optimis sebaik mungkin, agar Allah SWT jauhkan dari gangguan depresi.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 139:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
3. Senantiasa Merasa Diri Bersama Allah SWT
Apabila dilanda kesedihan atau depresi, sebaiknya mensugesti diri bahwa Allah SWT selalu beserta hamba-hamba-Nya, dan semua yang ada di dunia ini berada dalam pengawasan dan juga ketetapan-Nya.
Sebagaimana yang Allah SWT jelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 40:
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ
Artinya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
4. Bersyukur atas Semua Nikmat yang Allah SWT Berikan
Seorang hamba hendaknya senantiasa bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah SWT berikan, seperti nikmat sehat, iman, islam, dan sebagainya. Bersyukur tidak hanya sebatas oleh nikmat yang telah Allah SWT berikan saja, tetapi juga atas segala ujian yang Allah berikan pula.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Fațir ayat 34, sebagai berikut:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ
Artinya: “Dan mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri’.”
5. Selalu Beristighfar dan Beramal Sholeh
Sebagai hamba Allah SWT yang beriman, hendaknya senantiasa beristighfar dan beramal sholeh dalam situasi dan kondisi apapun. Keduanya, dapat menjadikan hati menjadi tenang dan insya Allah akan menghindarkan seorang hamba dari gejala depresi.
Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an surat Taha ayat 82 yang berbunyi:
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَىٰ
Artinya: “Dan Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal sholeh, kemudian tetap di jalan yang benar.”
Boleh jadi, musibah yang seseorang alami adalah akibat dari dosa yang pernah mereka kerjakan. Dengan beristighfar sebanyak-banyaknya, maka akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Kesimpulan
Demikian lima terapi Al-Qur’an untuk mengatasi gangguan mental depresi. Hendaknya seseorang berusaha selalu menjaga diri dari gangguan depresi dalam menjalankan kehidupannya.
Semoga kita terhindar dari segala hal yang membuat diri menjadi depresi, agar dapat terus bersemangat dalam menjalani hidup ini, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Ahmad Muzakki