Gaya HidupHikmah & Wawasan

6 Tips Atasi Pergaulan Bebas Kalangan Remaja Perspektif Islam

AYATINA – Pergaulan bebas adalah sesuatu yang menyimpang dari norma agama. Islam sangat melarang pergaulan bebas, karena dampak negatif dari perbuatan tersebut tidaklah sedikit.

Remaja adalah kalangan yang sangat rentan terpengaruhi pergaulan bebas. Egonya yang labil membuat dirinya sulit mempunyai pendirian yang kokoh dalam menjaga diri terhadap pengaruh pergaulan bebas.

Maka penting untuk mengetahui cara mengatasinya. Mari simak enam tips atasi pergaulan bebas kalangan remaja dalam perspektif Islam berikut:

Menutup aurat adalah penjagaan diri yang paling utama. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Dengan menutup aurat, salah satu faedah yang didapat yaitu terhindar dari gangguan para lelaki yang menzalimi. Maka menjaga aurat sama halnya menjaga diri dari pergaulan bebas.

Mahram adalah orang yang masih termasuk sanak saudara dekat karena keturunan, persusuan, atau hubungan perkawinan, sehingga tidak boleh menikah di antara keduanya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 23:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا    دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dalam Islam bersentuhan kulit dengan bukan mahram, haram hukumnya. Hal ini dijelaskan dalam hadits nabi berikut ini:

وتحرم مصافحة المرأة، لقوله صلّى الله عليه وسلم: «إني لا أصافح النساء». لكن الجمهور غير الشافعية أجازوا مصافحة العجوز التي لا تشتهى، ومس يدها، لانعدام خوف الفتنة، قال الحنابلة: كره أحمد مصافحة النساء، وشدد أيضاً حتى لمحرم، وجوزه لوالد، وأخذ يد عجوز شوهاء 

Artinya: “Jabat tangan dengan perempuan haram berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, ‘Aku tidak berjabat tangan dengan perempuan,” (HR Al-Muwaththa’, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

Namun, dalam pergaulan bebas tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki, atau tidak mengenal adanya mahram. 

Maka seseorang yang mengetahui mahram, akan tahu batasan berinteraksi. Tidak menyentuh yang bukan mahram dapat menjadi awal penjagaan diri dari hal yang lebih besar yaitu zina. 

Keimanan adalah landasan utama seseorang berbuat baik sesuai tuntunan. Cara meningkatkan iman bisa dengan memperbaiki ibadah seperti sholat, sedekah, perbanyak mengingat Allah SWT, bersyukur, dan menanamkan diri takut kepada-Nya.

Jika dari remaja sudah tertanamkan ini, maka akan terjaga imannya. Iman yang kuat dapat membentengi seseorang dari perbuatan yang melanggar aturan agama.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 257:

للَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya: “Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Al-Qur’an adalah al-furqon atau pembeda dari yang hak dan batil. Wajib bagi seorang muslim untuk mengamalkannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 1:

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menurunkan furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).”

Dengan melatih sejak dini dekat dengan Al-Qur’an akan menjadi penjagaan diri dari perbuatan tercela. Di dalam Al-Qur’an mengandung banyak petunjuk untuk selalu bertaqwa dan menghindari perbuatan maksiat.

BACA JUGA: 4 Hal Pentingnya dan Keutamaan Ilmu dalam Islam, Simak

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

Artinya: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya,” (HR Muslim).

Mengikuti majelis ilmu memiliki banyak keutaamaan dan suatu hal yang penting seorang muslim lakukan.

Remaja yang rutin ikut majelis ilmu, dapat meminimalisir terjerumusnya pergaulan bebas. Ilmu yang diperoleh dari majelis ilmu dapat memperkuat keteguhan untuk tetap sesuai tuntunan Islam. 

Rasulullah SAW menyatakan bahwa teman dapat menjadi patokan baik buruknya seseorang. Oleh karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memperhatikan teman bergaul. Hal ini telah dijelaskan dalam hadits nabi berikut ini:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Artinya: “Agama seseorang tergantung dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian memperhatikan, siapa yang dia jadikan teman dekatnya,” (HR Ahmad).

Seorang remaja yang menambah relasi pertemanan dengan remaja sholeh akan menghindari pergaulan bebas. Pertemanan yang baik adalah saling mengingatkan dalam ketaatan.

Demikian enam tips mengatasi pergaulan bebas remaja menurut sudut pandang Islam. Semoga bermanfaat, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Sabingatun Dewi Masitoh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *