9 Amalan Sunnah di Hari Raya Idhul Adha yang Sangat Dianjurkan
AYATINA – Hari raya Idul Adha atau juga dikenal sebagai hari raya kurban, adalah salah satu hari besar dalam Islam yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Selain ibadah kurban dan sholat idul adha, terdapat berbagai sunnah yang dianjurkan untuk diikuti, guna menyempurnakan ibadah dan mempererat tali silaturahmi. Berikut adalah sembilan amalan sunnah yang dianjurkan pada hari raya idul adha:
1. Mengumandangkan Takbir
Sebagaimana anjuran Imam Abu Zakariya bin Yahya dalam kitab Roudhotut Tholibin sebagai berikut:
فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ
Artinya: “Disunnahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunnahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.”
Umat islam dianjurkan untuk mengagungkan malam hari raya idhul adha dengan mengumandangkan takbir di masjid-masjid, mushola, dan rumah-rumah pada malam hari raya.
Waktunya dimulai dari terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada hari raya idhul adha dan terus berlanjut sampai tanggal 13 Dzulhijjah pada hari Tasyriq.
Umat islam juga dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya idhul adha dengan beribadah, seperti melaksanakan sholat fardhu dengan berjama’ah, sholat sunnah, membaca Al-Qur’an, atau lainnya.
BACA JUGA: Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah, Inilah Keutamaannya
2. Mandi sebelum Sholat Idhul Adha
Disunnahkan untuk mandi pada pagi hari sebelum melaksanakan sholat idul adha. Mandi ini bertujuan untuk membersihkan diri dan menghadiri sholat dalam keadaan suci dan segar. Hal ini serupa dengan mandi sebelum sholat Jumat.
Sebagaimana imam Ramli menjelaskan dalam kitab Nihayat al-Muhtaj ila Sharh al-Minhaj sebagai berikut:
يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل
Artinya: “Disunnahkan mandi untuk sholat Id, untuk waktunya boleh setelah masuk waktu subuh atau sebelum subuh, atau pertengahan malam.”
Kesunnahan ini berlaku untuk semua kalangan umat islam, baik perempuan maupun laki-laki, baik yang akan berangkat melaksanakan sholat maupun bagi perempuan yang sedang udzur syar’i sehinga tidak bisa melaksanakan sholat.
3. Memakai Pakaian Terbaik
Terdapat dalam kitab Raudlatut Thalibin karya Imam Abu Zakariya bin Yahya, bahwa ia menjelaskan:
وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.
Artinya: “Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat sholat id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukuplah ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.”
4. Memakai Wewangian
Disunnahkan memakai wewangian, memotong kuku, memotong rambut, menghilangkan bau-bau yang tidak enak, agar dapat memperoleh pahala keutamaan di hari raya.
Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzab memberikan keterangan mengenai amalan sunnah ini sebagai berikut:
والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب
Artinya: “Disunnahkan pada hari raya id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian.”
5. Tidak Makan Sebelum Sholat Id
Berbeda dengan idul fitri, pada pada hari raya idul adha disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu hingga selesai melaksanakan sholat idul adha. Sebagian ulama menganjurkan untuk makan dari hasil daging kurban setelah sholat.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع
Artinya: “Diriwayatkan dari Buraidah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya idul fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya idul adha sehingga beliau kembali ke rumah.”
6. Berjalan Kaki ke Tempat Sholat
Jika memungkinkan, disunnahkan untuk berjalan kaki menuju tempat sholat idul adha. Ini merupakan bentuk penghormatan dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.
Imam Nawawi dalam kitabnya Raudlatut Thalibin menerangkan anjuran tersebut sebagai berikut:
السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة
Artinya: “Bagi yang hendak sholat id disunnahkan berangkat dengan berjalan kaki, sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan. Disunnahkan juga berangkat lebih awal untuk sholat id setelah selesai mengerjakan sholat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya sholat.”
7. Melaksanakan Sholat Idul Adha
Amalan ini telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dalam penjelasan haditsnya berikut:
شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ
Artinya: “Aku menghadiri sholat hari raya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Mereka semua melaksanakan sholat sebelum khutbah,” (HR Bukhari dan Muslim).
Sholat idul adha dilakukan pada waktu dhuha tanggal 10 Dzulhijjah. Dilaksanakan secara berjamaah di lapangan terbuka atau masjid, diikuti dengan khutbah yang memberikan nasihat keagamaan dan mengingatkan umat Islam akan makna idul adha.
8. Mengambil Rute yang Berbeda saat Pulang
Disunnahkan untuk mengambil rute yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat sholat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, ‘Rasulullah SAW apabila pada hari id, beliau mengambil jalan yang berbeda (saat pergi dan pulang dari tempat sholat)’,” (HR Bukhari).
9. Melaksanakan Kurban
Setelah melaksanakan sholat idul adha, disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban bagi yang mampu. Penyembelihan ini dilakukan sebagai bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah SWT, serta sebagai simbol pengorbanan.
Sebagaimana hadits dari sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagai berikut:
رواه الترمذي وابن ماجهمَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ، وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا، وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الْأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari nahr yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah kurban itu akan sampai kepada Allah (diterima) sebelum darah itu jatuh ke tanah, maka berbahagialah kalian dengan ibadah kurban itu,” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kesimpulan
Mengikuti sunnah-sunnah pada hari raya idul adha adalah cara untuk menyempurnakan ibadah dan menunjukkan ketaatan serta cinta kepada Allah SWT.
Sunnah-sunnah tersebut, mulai dari mandi hingga melaksanakan kurban, bukan hanya memberikan nilai spiritual yang tinggi, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan solidaritas di antara umat Islam.
Semoga dengan mengikuti sunnah-sunnah tersebut, kita dapat meraih keberkahan dan kebahagiaan pada hari raya idul adha. Semoga dapat dipahami, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Habiba Nabila Zahro