Hikmah & WawasanKesehatan

Arti Telinga sebelah Kanan Berdenging Menurut Islam dan Medis

AYATINA – Setiap orang pernah merasakan telinga berdenging. Seringkali, seseorang menafsirkan telinga berdenging sebagai suatu tanda negatif. Telinga kanan yang berdenging menandakan sesuatu yang berbeda. Berikut ini arti telinga sebelah kanan berdenging menurut islam dan sisi medisnya. 

Melansir dari detik.com, pada dasarnya suara ‘nging’ di telinga tidak ada kaitannya soal pertanda buruk. Namun menurut islam, telinga berdenging artinya sebuah peringatan agar selalu mengingat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

|| BACA JUGA : Ruqyah: Pengobatan Medis dan Nonmedis, Simak Selengkapnya

Sebagaimana terdapat dalam suatu hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي وَلْيُصَلِّي عَلَيَّ وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللَّهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ – رواه الحكيم وابن السني، الطبراني وابن عدي وابن عساكر

Artinya: “Jika telinga salah seorang di antara kalian berdengung, maka hendaknya dia mengingatku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), membaca sholawat kepadaku, dan mengucapakan: dzakarallahu man dzakarani bi khairin,” (HR at-Thabarani).

Ketika telinga sebelah kanan berdenging, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk bersholawat dan mengucapkan dzakarallahu man dzakarani bi khairin (semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan).

Masalah telinga berdenging juga terdapat dalam Muktamar Nahdlatul Ulama kesebelas di Banjarmasin, pada 19 Rabiul Awal 1355 hijriyah atau 9 Juni 1936 masehi.

Terdapat dalam Muktamar Nahdlatul Ulama, bahwa telinga berdenging menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang menyebut orang itu dalam perkumpulan yang tertinggi al-mala` al-a’la. Supaya orang tersebut senantiasa ingat dan bersholawat kepada beliau.

Penjelasan tersebut berdasarkan kitab as-Siraj al-Munir, dari pendapat Abdurrauf al-Munawi yang dikemukakan oleh ‘Ali al-‘Azizi:

قَالَ الْمُنَاوِيُّ فَإِنَّ اْلأُذُنَ إِنَّمَا تَطُنُّ لَمَّا وَرَدَ عَلَى الرُّوْحِ مِنَ الْخَبَرِ الْخَيْرِ وَهُوَ أَنَّ الْمُصْطَفَى قَدْ ذَكَرَ ذَلِكَ اْلإِنْسَانَ بِخَيْرٍ فِي الْمَلاَءِ اْلأَعْلَى فِيْ عَالَمِ اْلأَرْوَاحِ

Artinya: “Imam al-Munawi berkata, ‘sesungguhnya telinga berdengung hanya saat datang berita baik ke ruh, bahwa Rasasulullah SAW telah menyebutkan (orang yang telinganya berdengung) itu dengan kebaikan di al-Mala’ al-A’la di alam ruh’.”

Pernyataan tersebut bisa kita lihat pada Akamul Fuqaha. Yakni buku kumpulan dari hasil-hasil bahtsul masa’il diniyyah (Pembahasan masalah keagamaan pada Muktamar dan Munas Nahdlatul Ulama). 

Kemudian, dalam perspektif medis, telinga yang berdenging terkenal dengan sebutan tinnutus. Gangguan kesehatan tertentu dinilai sebagai penyebabnya. Tinnutus merupakan kondisi yang bisa dialami pada segala usia, baik anak-anak maupun lansia. Namun, gejala ini sering dialami oleh orang yang usianya di atas 60 tahun. 

Melansir dari alodokter.com, penyebab tinnutus di dalam telinga terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi menerima gelombang suara dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Selanjutnya, saraf pendengaran di dalam telinga akan menghantarkan sinyal listrik tersebut ke otak, untuk diterjemahkan menjadi bunyi-bunyi yang kita dengar.

Apabila rambut-rambut halus tersebut rusak, saraf pendengaran akan mengirim sinyal listrik yang acak ke otak. Kondisi inilah yang menyebabkan telinga seperti mendengar suara meski sebenarnya tidak ada.

Itulah penjelasan mengenai arti telinga berdenging menurut Islam dan sisi medis. Yakni agar kita mengingat dan bersholawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Wallahu A’lam
Oleh Ibayyana Ika Prastya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *