Hikmah & Wawasan

Inilah 10 Profil Islam Sejati, Simak Penjelasannya, Part 1

AYATINA – Persepsi masyarakat tentang pribadi Islam mungkin berbeda-beda. Kabanyakan beranggapan bahwa pribadi Islam hanya untuk dia yang rajin menjalankan agama dari aspek ubudiyah. Anggapan ini tentunya salah besar, padahal itu hanya salah satu aspek dari sekian banyak aspek yang ada. 

Maka, anggapan ini harus dihilangkan, karena sejatinya Islam mengajarkan banyak hal yang melahirkan ciri khas seorang pribadi Islam sejati. Landasan standar pribadi Islam sejati didasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjadi acuan dalam pembentukan karakter pribadi Islam. 

Dody Afianto dan Sunarno dalam bukunya yang berjudul Ber-Islam Menuju Keshalehan Individual & Sosial, menyebutkan ada sepuluh profil atau ciri khas yang mesti dimiliki seorang Islam sejati. Berikut penjelasan dari kesepuluh profil pribadi Islam sejati:

Aqidah merupakan hal utama dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam dakwahnya selalu mengutamakan pembinaan aqidah, iman, dan tauhid. Sejarah juga mencatat bahwa persoalan tentang aqidah ini sering menjadi bahan perselisihan. Tentu akan memacu pemahaman yang salah atau sesat, jika tidak sesuai dengan syariat dan ajaran Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, semestinya seorang pribadi Islam memiliki aqidah yang bersih, bersih dari segala kesesatan dan penyimpangan dari ketentuan-ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim hanya akan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT, Sang Pencipta Alam. 

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-An’am ayat 162:

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam’.”

Ibadah merupakan bentuk pengabdian diri seorang hamba kepada Tuhannya. Dalam Islam, semua ibadah telah Rasulullah SAW ajarkan, maka dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasulullah SAW, yang berati tidak ada unsur penambahan atau pengurangan. Kini, sering terjadi perselisihan dalam hal beribadah. 

Penting setiap pribadi Islam cermat dalam menerima pendapat terkait peribadatan. Di samping selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits, terdapat empat madzhab yang dapat menjadi acuan, maka jangan sampai mengabaikannya. Mengutip dari nu.or.id, ahli fiqih memfatwakan bagi umat Islam wajib mengikuti salah satu madzhab dari empat madzhab tersebut.

Rasulullah SAW adalah pemilik akhlak terbaik sepanjang masa dan menjadi suri teladan utama. Akhlak beliau sangat mulia dan kokoh, tidak ada sejarah yang mencatat beliau yang bertindak tidak baik dengan kaum kafir yang menentang dakwahnya beliau. Terhadap siapapun akhlak beliau sangat baik.

Allah SWT membenarkan terkait akhlak Rasulullah SAW dalam Al-Qur’an surah Al-Qalamayat 4:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung.” 

Dengan akhlak yang kokoh dapat menjadikan manusia bahagia dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

Kekuatan jasmani dalam kacamata Islam memiliki arti yakni seorang Islam yang memiliki daya tahan tubuh baik dan kuat, sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal. Sholat, puasa, zakat, dan haji adalah amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat, apalagi perang di jalan Allah SWT dan perjuangan lainnya.

Hal ini menegaskan pentingnya menjadi seorang muslim yang kuat. Seseorang yang kuat menjadi ciri khas yang harus dimiliki setiap umat Islam.Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa beliau lebih mencintai mukmin yang kuat daripada yang lemah. Berikut penjelasan hadits nabi tersebut:

اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ

Artinya: “Mukmin yang kuat lebih Allah cintai daripada mukmin yang lemah,” (HR Muslim).

|| BACA JUGA : 6 Nilai Etika Islam untuk Pendidikan Karakter Generasi Gemilang

Berpikir merupakan hal yang tidak akan terlepas jika berkaitan dengan agama Islam. Hal ini karena tidak ada satu pun perbuatan atau amaliyah yang dilakukan tanpa aktivitas berpikir. 

Sungguh bahaya jika suatu perbuatan dilakukan tanpa berpikir terdahulu. Akan ada resiko yang harus menjadi bahan pertimbangan dalam bertindak. Semuanya pasti akan menjumpai pertanggungjawaban. Perintah untuk selalu berpikir Allah SWT jelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 219:

 يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. (Akan tetapi,) dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.’ Mereka (juga) bertanya kepadamu (tentang) apa yang mereka infakkan. Katakanlah, ‘(Yang diinfakkan adalah) kelebihan (dari apa yang diperlukan).’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berpikir.”

Wawasan keislaman dan keilmuan menjadi aspek penting yang harus setiap pribadi Islam miliki. Jika ditelusuri mengenai sejarah Islam, banyak para penemuan/ilmuan yang berasal dari para ulama terdahulu. Oleh karena itu, seorang pribadi Islam sejati semestinya memiliki intelek yang baik.

Demikian penjelasan lima profil umat Islam sejati. Adapun kelima profil lainnya akan dibahas di part dua. Semoga bermanfaat, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Sabingatun Dewi Masitoh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *