Fiqih & Ushul FiqihHikmah & Wawasan

Kapankah Datangnya Lailatul Qadar, Yuk Cari Tahu di Sini

AYATINA – Lailatul qadar merupakan malam yang sangat dinanti kedatangannya oleh umat Islam. Mengingat banyaknya keutamaan lailatul qadar ini, menjadikan umat Islam berburu untuk mendapatkannya. 

Amalan kebaikan yang dilakukan pada malam lailatul qadar berlipatganda pahalanya. Sebagaimana penafsiran surat Al-Qadar ayat 3 oleh Imam al-Qurthubi dalam kitabnya Tafsir Qurtubi yaitu: 

بَيَّنَ فَضْلَهَا وَعِظَمَهَا. وَفَضِيلَةُ الزَّمَانِ إِنَّمَا تَكُونُ بِكَثْرَةٍ مَا يَقَعُ فِيهِ مِنَ الْفَضَائِلِ. وَفِي تِلْكَ اللَّيْلَةِ يُقَسَّمُ الْخَيْرُ الْكَثِيرُ الَّذِي لَا يُوجَدُ مِثْلُهُ فِي أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: “Yakni, Allah menjelaskan keutamaan dan keagungan malam lailatul qadar. Adapun keutamaan waktu ini sesungguhnya karena banyaknya keutamaan yang diberikan di waktu ini. Di malam lailatul qadar dibagikan banyak kebaikan yang tidak ditemukan semisalnya dalam seribu bulan.” 

BACA JUGA: Peluang Wanita Haid Mendapatkan Keutaamaan Lailatul Qadar

Tidak ada yang tahu kapan datangnya lailatul qadar kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Namun umat Islam dapat menjemputnya pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana hadits berikut ini:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ 

Artinya: “Carilah lailatul qadar itu pada tanggal ganjil dari sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan,” (HR Bukhari).

Terdapat tanggal spesifikasi lagi terkait kedatangan lailatul qadar yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghozali dalam kitab I’anatut Tholibin karya Sayyid Abu Bakar yaitu: 

قال الغزالي وغيره انها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الاحد أو يوم الارساء فهى ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة احدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهى ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهى ليلة خمس وعشر بن أو يوم البيت فهى ليلة ثلاث وعشرين قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتنى ليلة القدر بهذه قاعدة المذكورة قال الشهاب القليوبى فى حاشيته على المحلى شرح المنهاج وقد نظمتها بقولى يا سائلى عن ليلة القدر التي، فى عشر رمضان الاخير حلت

Artinya: “Imam Al-Ghozali berkata, ‘lailatul qadar diketahui dengan hari dari awal bulan Ramadhan. Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu, maka lailatul qadarnya pada malam ke-29. Jika awalnya hari Senin, maka lailatul qadarnya pada malam ke-21. Jika awalnya hari Selasa, maka lailatul qadarnya pada malam ke-27. Jika awalnya hari Kamis, maka lailatul qadarnya pada malam ke-25. Jika awalnya hari Sabtu, maka lailatul qadarnya pada malam ke-23. Berkata wali agung Syekh Abi Hasan Asy-Syadzili, ‘mulai saya baligh saya tidak pernah tertinggal lailatul qadar dengan kaidah ini yang telah disebutkan oleh Imam Al-Ghozali’.”

Lebih kerucut lagi dijelaskan dalam hadits, bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:

هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعِ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

Artinya: “Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru,”(HR Muslim).

Hikmah tidak diberitahukannya kapan tepatnya lailatul qadar itu datang adalah untuk memotivasi seluruh umat Islam agar semangat terus dalam beribadah, mencari rahmat dan ridho Allah SWT kapan pun dan di mana pun berada, tanpa terpaku pada hari tertentu saja.

Apabila malam lailatul qadar diberitahukan kapan tanggal datangnya, maka kemungkinan besarnya umat Islam hanya akan semangat beribadah pada malam tersebut saja. Sedangkan ketika malam lailatul qadar itu telah berlalu, umat Islam tidak giat lagi ibadahnya. 

Berikut ini dijelaskan hikmahnya dalam kitab Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar Al Asqalani yaitu:

أنه تعالى أخفى هذه الليلة لوجوه أحدها: أنه تعالى أخفاها، كما أخفى سائر الأشياء، فإنه أخفى رضاه في الطاعات، حتى يرغبوا في الكل، وأخفى الإجابة في الدعاء ليبالغوا في كل الدعوات، وأخفى الاسم الأعظم, ليعظموا كل الأسماء، وأخفى في الصلاة الوسطى ليحافظوا على الكل، وأخفى قبول التوبة ليواظب المكلف على جميع أقسام التوبة، وأخفى وقت الموت ليخاف المكلف، فكذا أخفى هذه الليلة ليعظموا جميع ليالي رمضان.

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT telah merahasiakan malam lailatul qadar karena beberapa alasan. Pertama, Allah SWT telah merahasiakannya sebagaimana Ia rahasiakan beberapa hal. Sebagaimana Allah SWT rahasiakan ridho-Nya dalam ketaatan, sehingga manusia menyukai semua ketaatan. Merahasiakan dikabulkan doa di antara doa-doa, agar manusia bersungguh-sungguh dalam setiap doanya. Merahasiakan ismul a’dzham (nama-nama agung Allah SWT) di antara nama-nama-Nya, agar manusia mengagungkan semua nama-Nya. Merahasiakan sholatul wustha di antara semua sholat lima waktu, agar manusia menjaga semua waktu sholat. Merahasiakan diterimanya taubat di antara taubat-taubat, agar manusia bersungguh-sungguh dalam setiap taubatnya. Merahasiakan kematian di dalam kehidupan, agar manusia takut kepada Allah. Demikian pula merahasiakan malam lailatul qadar di antara malam-malam Ramadhan, agar manusia bersungguh-sungguh beribadah pada semua malam Ramadhan.” 

Hal yang perlu terapkan, semestinya ketika memasuki waktu bulan Ramadhan umat Islam lebih semangat lagi dan memanfaatkan waktu Ramadhan untuk lebih banyak beribadah. Terlebih ketika mendekati waktu datangnya lailatul qadar, karena pahala kebaikan dilipatgandakan pada bulan mulia ini.

Penjelasan tersebut bukan berarti setelah Ramadhan semangat ibadah boleh turun. Tentu saja orang yang terbiasa ibadah di bulan Ramadhan, ia akan terbiasa melaksanakan ibadah di bulan lainnya. Jika di bulan Ramadhan saja seseorang sulit melaksanakan ibadah, maka di bulan lain ia akan jauh lebih sulit melaksanakan ibadah.

Demikianlah waktu lailatul qadar yang dapat kita ketahui. Semoga menjadikan kita terus lebih meningkatkan amalan ibadah kita, dan bisa mendapatkan keutamaan lailatul qadar, aamiin

Wallohu A’lam
Oleh Founder Ayatina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *