Makna Taubat Nasuha dan Kaitannya dengan Kisah Nasuha
AYATINA – Kata taubat secara bahasa berasal dari kata taba-yatubu yang memiliki makana kembali, menyesal, dan jera. Sedangkan secara terminologi taubat bermakna menyesal dengan sepenuh hati atas dosa yang telah lalu, memohon ampunan dengan lisan, menghentikan kemaksiatan dari badan, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Taubat dengan sebenar-benarnya taubat sering menyebutnya dengan sebutan taubat nasuha. Tahukah, bahwa taubat nasuha adalah taubat yang telah dicontohkan oleh seorang bernama Nasuha. Simak artikel ini sampai tuntas, untuk menemukan penjelasan korelasi antara taubat nasuha dan kisah Nasuha.
Makna Taubat Nasuha dalam Al-Qur’an
Mengutip dari kitab Tafsir Al-Munir, menjelaskan bahwa taubat nasuha adalah kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan konsekuensi menjalankan apa yang Allah SWT wajibkan dan meninggalkan apa yang Dia larang.
Maka, seseorang yang telah melakukan dosa dan telah menyadarinya hendaknya berusaha bertaubat dengan menyesali membuktikan taubatnya dengan berjanji tidak mengulanginya lagi dan kembali manaati Allah SWT.
Allah SWT dalam Al-Qur’an juga menjelaskan tentang taubat sebenar-benarnya taubat (taubat nasuha). Sebagaimana yang terdapat dalam surah An-Nisa ayat 17 dan 18:
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا. وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۚ حَتّٰىٓ اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ اِنِّيْ تُبْتُ الْـٰٔنَ وَلَا الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya bertaubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertaubat. Taubat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Dan taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, barulah dia mengetakan, ‘Saya benar-benar bertaubat sekarang’. Dan tidak (pula diterima taubat) dari orang-orang yang meninggal; sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.
Pada kedua ayat ini menjelaskan tentang bagaimana taubat diterima atau ditolak. Insya Allah taubat seseorang akan Allah SWT terima selagi taubat itu dilakukan dengan benar dan sebelum ajal menjemput (datang kematian).
Taubat itu juga akan Allah SWT terima jika dirinya tidak dalam kekafiran. Subhanallah, sungguh pedih azab yang Allah SWT gambarkan dalam ayat ini, untuk pendosa yang tidak mau bertaubat.
|| BACA JUGA : Mengenal Ya’juj dan Ma’juj, Kaum Perusak Bumi di Akhir Zaman
Kisah Nasuha
Kisah Nasuha adalah kisah yang sangat populer, karena kisah ini menghubungkan dengan taubat nasuha. Dalam Kitab Al Matsnawi karya Jajaludin Rumi menyebutkan bahwa taubat nasuha diilhami dari kisah seorang pemuda bernama Nasuh. Berikut penjelasan kisahnya.
Nasuh adalah seorang pemuda yang bekerja sebagai pelayan di pemandian perempuan. Sehingga Nasuh menyamarkan dirinya dengan pakaian perempuan supaya identitas aslinya tidak terbongkar. Di pemandian tersebut, Nasuh terbiasa melakukan intrik yang sangat memalukan dan hina terhadap para gadis yang datang ke pemandian.
Nasuh tiba di suatu waktu yang menyadarkan dirinya terhadap perbuatan dosa itu. Atas kesadarannya, Nasuh kembali bekerja ke pemandian sebagai orang yang tidak bermain intrik memalukan seperti sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, terjadi insiden salah satu pengunjung pemandian kehilangan batu permata yang harganya sangat mahal. Mendengar kabar tersebut, Raja memerintahkan petugas untuk melarang semua pengunjung dan pekerja yang berada di tempat kejadian itu keluar dari area pemandian.
Taubatnya Nasuha
Raja juga memerintahkan untuk menggeledah semua pengunjung dan pekerja. Hal ini tentu membuat Nasuh merasa ketakutan dan kecemasan. Dia khawatir jika jenis kelamin dan penyamarannya terbongkar. Ketika giliran Nasuh tiba, dalam ketakutan Nasuh berdoa kepada Tuhan, Sang Pemilik Semesta agar menyelamatkannya.
Nasuh berdoa hingga terjatuh pingsan dan tak sadarkan diri (pingsan). Ketika Nasuh perlahan mulai sadar dan bangun, Nasuh telah kehilangan sifat alamiahnya dan merasa berubah menjadi makhluk yang benar-benar baru.
Setelah benar-benar sadar, Nasuh mengetahui bahwa permata yang hilang telah ditemukan. Dirinya juga sadar telah berubah menjadi seorang perempuan asli hingga akhirnya berganti nama Nasuhah.
Beberapa hari kemudian, sang putri raja mengirim utusan kepada Nasuh yang telah berubah untuk mengeramasi rambutnya. Dia menolak tawaran itu dengan tegas, meskipun itu adalah perintah penting sekaligus hal yang diidam-idamkan oleh Nasuh dahulu. Dia takut menempatkan dirinya di jalan godaan lagi yang menyebabkan Tuhan tidak akan memberinya kesempatan lagi.
Oleh sebab itu, manusia hendaknya bertaubat seperti taubatnya Nasuh atau dikenal dengan sebutan taubat nasuha. Yakni taubat yang sungguh-sungguh dan tidak akan mengulanginya lagi, meskipun ada kesempatan untuk mengulanginya.
Demikian penjelasan terkait taubat nasuha. Semoga bermanfaat, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Sabingatun Dewi Masitoh