Semangat Anak Palestina Menghafal Al-Qur’an yang Patut Dicontoh
AYATINA – Menjadi penghafal Al-Qur’an adalah harapan yang setiap umat Islam ingin meraihnya. Semuanya perlu pembuktian. Semangat anak Palestina dalam menghafal Al-Qur’an menjadi bukti nyata atas perjuangannya.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk senantiasa membaca Al-Qur’an, karena keutamaannya bahwa Al-Qur’an dapat memberikan syafa’at. Sebagaimana beliau bersabda dalam hadits berikut ini:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Artinya: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafa’at kepada pembacanya,” (HR Muslim).
Keseharian Anak Palestina
Bukanlah hal yang baru, bahwa anak-anak Palestina mayoritas merupakan penghafal Al-Qur’an. Keseharian mereka tidak akan terlepas dengan ziyadah dan muraja’ah, meskipun mereka tinggal di kondisi yang tidak aman, karena serangan Israel, hal ini tidak mematahkan semangat mereka untuk menghafalkan Al-Qur’an.
Padahal menghafal Al-Qur’an merupakan amalan yang tidak mudah. Ketika menghafal satu ayat pun, membutuhkan waktu dan kondisi yang tenang. Jika tidak pandai memanfaatkan waktu dan tidak konsisten, menjadi penghafal Al-Qur’an hanya akan menjadi keinginan belaka.
Namun, mengetahui betapa semangatnya anak-anak Palestina menghafal Al-Qur’an, menjadi bukti bahwa menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang mustahil untuk diraih. Keteguhan mereka untuk selalu menambah dan menjaga hafalannya patut setiap umat Islam mencontohnya.
BACA JUGA: Biografi Said Nursi, Ulama Asal Turki yang Mencengangkan Dunia
Alasan Semangatnya dalam Menghafal Al-Qur’an
Mengutip dari adararelief.com, orang-orang Palestina, khususnya daerah Gaza menghidupkan prinsip “satu keluarga satu penghafal Al-Qur’an”. Mereka berlomba-lomba menjadi penghafal Al-Qur’an, baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia.
Menghafal Al-Qur’an di Palestina sudah menjadi budaya mereka. Bahkan para pemimpin dan tentara juga ikut berlomba-lomba menghafal Al-Qur’an. Mereka memiliki suatu lembaga yang menjadi tempat bagi mereka untuk saling menyetorkan hafalan Al-Qur’an.
Kondisi perang yang panjang tidak membuat budaya menghafal Al-Qur’an menjadi luntur. Justru mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber kekuatan dan ketenangan mereka. Sebagaimana dalam penjelasan hadits nabi berikut ini:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
Artinya: “Tidaklah berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun ketenteraman kepada mereka, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah akan menyebut mereka ke hadapan makhluk di sisi-Nya,” (HR Muslim).
Maka tidak diragukan lagi semangat mereka dalam memperjuangkan tanah Palestina, karena memperoleh kekuatan dari Allah subhanahu wa ta’ala, sebab mereka dekat dengan Al-Qur’an. Mereka yakin bahwa dekat dengan Al-Qur’an, Allah SWT akan selalu memberi ketentraman dalam hatinya.
Demikian penjelasan tentang semangatnya anak Palestina dalam menghafal Al-Qur’an. Malu rasanya jika hidup di daerah yang aman, namun tidak mempunyai waktu untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk lebih menjadikan Al-Qur’an sebagai kekuatan, dan suatu hal yang tiada hari tanpa berinteraksi dengannya, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Sabingatun Dewi Masitoh