Hikmah & Wawasan

Stop Bullying: Inilah 4 Tips Menghadapi Bullying Ala Rasulullah 

AYATINA Perilaku bullying atau perundungan adalah tindakan berbentuk penganiayaan fisik, penindasan, atau perpeloncoan yang dapat terjadi secara verbal, fisik, atau psikologis, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Perilaku mengejek, menghina, mengancam, dan semua tindakan kekerasan adalah contoh dari perilaku bullying.

Islam merupakan agama yang rahmatan lil ‘alamin (mengajarkan umatnya untuk menciptakan kedamaian dan kasih sayang di antara sesama manusia). Maka, bullying sangat bertentangan dengan agama Islam.

Islam melarang terjadinya bullying, karena banyak mudaratnyaHal ini Allah subhanahu wa ta’ala jelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 11:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۚ وَلَا تَلْمِزُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَا بَزُوْا بِا لْاَ لْقَا بِ ۗ بِئْسَ الِا سْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِ يْمَا نِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena), boleh jadi mereka (yang diolok-olokan itu) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Rasullullah shallallahu alaihi wasallam merupakan orang yang paling banyak mendapat bullying ketika menyiarkan agama Islam. Bahkan Rasulullah SAW juga mendapatkan serangan dari orang kafir berupa percobaan pembunuhan. 

Meskipun sering menerima bullying, keimanan Rasulullah SAW tidak pernah goyah. Rasulullah SAW memiliki cara jitu untuk menghadapi bullying tersebut. Simak empat tipsnya berikut ini:

BACA JUGA: https://tatsqif.com/4-cara-mencegah-child-grooming-orang-tua-harus-tahu/

Rasulullah SAW menjadi teladan dari segala aspek, khususnya akhlaknya. Rasulullah SAW tidak pernah membalas keburukan kepada orang kafir yang selalu mem-bullying ketika menyampaikan wahyu Allah SWT.

Memang tidak mudah bagi seseorang untuk tidak membalas keburukan seseorang. Namun, seseorang harus memaksakan diri untuk tetap berbuat baik kepada orang yang menyakitinya.

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa membalas keburukan dengan kebaikan. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah Al-Fushilat ayat 34:

وَلَا تَسۡتَوِی ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّیِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِی بَیۡنَكَ وَبَیۡنَهُۥ عَدَ ٰ⁠وَةࣱ كَأَنَّهُۥ وَلِیٌّ حَمِیمࣱ 

Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.” 

Mengutip dari inilah.com, seiring dengan bertambahnya pendukung Rasulullah SAW yang kian banyak, orang kafir menjadi tambah segan kepada Rasulullah SAW dan umat Islam. Hal ini mengajarkan seseorang hendak memperbanyak teman dan dukungan.

Bullying akan mudah terjadi pada seseorang yang tidak punya dukungan. Pembuli atau yang melakukan bullying akan tidak merasa segan ketika yang dihadapi seseorang yang lemah dan tidak ada dukungan dari orang lain.

Teman sejati akan selalu mendukung seseorang dalam hal kebaikan. Mereka akan saling membela ketika ada seseorang yang bertindak buruk dengannya. Maka, jagalah teman sejati, sebagaimana penjelasan dari Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, ia berkata:

ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به

Artinya: “Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang sholeh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang sholeh maka peganglah erat-erat.”

Ketika kekejaman orang kafir Mekah yang semakin menjadi-jadi, Allah SWT kemudian memerintahkan umat Islam untuk hijrah ke Madinah. Di kota Madinah Rasulullah SAW dan para sahabat diterima dengan baik.

Perintah hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat ke Madinah, Allah SWT jelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 218:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Kisah Rasulullah SAW ini menjadi cerminan bagi umat Islam dalam bertindak. Kisah ini memberi solusi ketika seseorang sudah tidak diterima dengan baik dan itu sudah melampaui batas kewajaran, sebaiknya berpindah ke tempat yang lingkungannya lebih baik.

Lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung perjalanan hijrah seseorang. Seseorang yang hidup di lingkungan baik, maka dia juga akan tertarik mengikuti lingkungannya. 

Namun, semua hal itu kembali lagi kepada pribadi seseorang. Jika seseorang telah berpindah ke lingkungan baik tanpa ikut serta hijrah perilakunya, maka akan sia-sia. Bullying yang pernah dialami akan menjadi pelajaran dan mengintrospeksi dirinya dalam bersosial. 

Perlu diperhatikan juga, bahwa tidak hanya hijrah tempat, namun juga hijrah dalam bersosial sesuai ajaran Islam. Dengan demikian seseorang akan memperoleh banyak hikmah dari hijrah tersebut.

Langkah terakhir ketika seseorang menghadapi bullying ialah membela diri. Ketika orang kafir selalu menghalangi dakwah Rasulullah SAW dan tidak pernah jera, Allah SWT kemudian mengizinkan umat Islam berperang.

Hal ini menjelaskan ketika seseorang selalu diperlakukan dengan tidak baik dan secara terus-menerus, tidak jera meski sudah dinasehati, maka membela diri menjadi  langkah dalam menghadapinya. Membela diri di sini bukan berarti membalas perbuatan seseorang dengan keburukan. 

Peperangan menjadi cara untuk menyadarkan musuh Islam dan menegaskan bahwa Islam bukan kaum yang lemah. Dalam bullying, membela diri dapat berbentuk melaporkan ke pihak yang berwajib dan menyatakan dengan pernyataan jujur.

Dengan melibatkan pihak lain yang berwenang akan mempermudah dalam mengatasi bullying. Sehingga bullying dapat dihilangkan dan tidak akan terulang kembali ke generasi berikutnya.

Bahkan dalam Islam seseorang yang membela dirinya dalam kebenaran termasuk bentuk syahid. Sebagaimana penjelasan dalam hadits berikut ini:

  مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ 

Artinya: “Siapa yang dibunuh karena membela hartanya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela keluarganya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya atau karena membela agamanya, ia syahid,”(HR Abu Daud).

Demikian penjelasan mengenai empat tips menghadapi bullying. Semoga bermanfaat, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Sabingatun Dewi Masitoh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *