Tafsir Surat Al-Fatihah, Ada Pesan Penting Ini di Dalamnya
AYATINA – Surat Al-Fatihah merupakan bagian dari rukun sholat, yang memiliki tujuh ayat dengan pesan penting di setiap ayatnya. Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Artinya: “Tidak sah sholatnya orang yang tanpa membaca surat Al-Fatihah,” (HR Bukhari).
Berikut adalah tafsir setiap ayat dalam surat Al-Fatihah melansir dari kemenag.go.id, serta pesan penting yang terkandung di antaranya:
1. Ayat Pertama
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Tafsir: Surat Al-Fatihah Allah SWT mengawalinya dengan kalimat basmalah, yang mengajak seorang muslim untuk memulai segala sesuatu dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala.
Pesan mendalam yang ada pada ayat pertama surat Al-Fatihah adalah sebelum memulai ibadah dan aktivitas lainnya, Islam mengingatkan agar seorang muslim untuk selalu melibatkan Allah SWT dalam setiap langkah.
2. Ayat Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Tafsir: Ayat kedua surat Al-Fatihah menegaskan seluruh pujian hanya milik Allah, Sang Pencipta alam semesta. Allah yang memelihara dan mengatur segala ciptaan-Nya.
Pesan mendalam dari ayat kedua surat Al-Fatihah adalah seorang muslim diajarkan untuk mensyukuri dan memuji Allah atas segala nikmat yang telah diberikan. Mengingat bahwa semua yang ada di dunia adalah ciptaan-Nya, manusia menjadi lebih menghargai ciptaan-Nya.
3. Ayat Ketiga
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
Artinya: “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Tafsir: Allah SWT menyebutkan sifat-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang untuk menegaskan kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk, tanpa membedakan antara hamba-Nya.
Pesan mendalam dari ayat ketiga surat Al-Fatihah ialah Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menebar kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup. Allah yang Maha Pengasih harus diteladani sifat-Nya oleh manusia.
4. Ayat Keempat
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Artinya: “Penguasa hari pembalasan.”
Tafsir: Ayat ini sebagai pengingat bahwa Allah SWT adalah Penguasa pada hari kiamat, saat semua amal perbuatan akan Ia hisab.
Pesan mendalam dari ayat keempat surat Al-Fatihah adalah kesadaran akan adanya kehidupan setelah kematian, agar manusia bertanggung jawab atas setiap perbuatannya.
Perbuatan baik dan buruk akan mendapat balasan yang setimpal pada hari penghakiman.
|| BACA JUGA : Inilah 5 Rahasia Keistimewaan Surah Al-Fatihah, Simak
5. Ayat Kelima
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
Artinya: “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya Engkaulah yang kami mintai pertolongan.”
Tafsir: Ayat kelima menyatakan pengakuan bahwa hanya Allah-lah yang harus hamba-Nya sembah dan hanya kepada Allah SWT seorang muslim meminta pertolongan.
Pesan mendalam dari ayat kelima surat Al-Fatihah ialah mengajarkan manusia untuk selalu mengutamakan Allah dalam semua aspek kehidupan, baik saat membutuhkan pertolongan ataupun saat melakukan ibadah.
6. Ayat Keenam
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
Artinya: “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.”
Tafsir: Permohonan ini menggambarkan bahwa seorang muslim dapat memohon kepada Allah agar ditunjukan jalan yang benar, yaitu jalan yang membawa kepada kebaikan dan ridho-Nya.
Pesan mendalam dari ayat keenam surat Al-Fatihah adalah seorang muslim diajarkan untuk selalu meminta petunjuk dari Allah SWT dalam menjalani kehidupan, agar tidak tersesat ke dalam pilihan yang salah.
7. Ayat Ketujuh
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Artinya: “Jalan orang-orang yang Engkau anugerahi nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.”
Tafsir: Ayat ini menunjukkan ada golongan yang harus kita hindari, yakni mereka yang mendapatkan kemurkaan Allah SWT dan mereka yang tersesat.
Umat muslim berdoa agar Allah SWT jauhkan mereka dari jalan yang salah dan mendapat petunjuk ke jalan yang benar.
Pesan mendalam dari ayat ketujuh surat Al-Fatihah ialah agar seorang muslim senantiasa mengikuti jejak orang-orang sholeh dan tidak mengikuti perilaku orang yang tak mau menaati perintah Allah SWT.
Wallahu A’lam
Oleh Luh Gede Anglika Gayatri Sukma