Terapi Bekam dalam Perspektif Islam dan Medis, Simak
AYATINA – Bekam merupakan salah satu metode pengobatan yang akhir-akhir ini sedang naik kembali popularitasnya. Selain dianggap sebagai salah satu metode pengobatan alternatif yang cukup baik, bekam juga dianggap sebagai ilmu teologis karena adanya sunnah yang membenarkan penggunaan bekam sebagai metode pengobatan.
Terapi Bekam dalam Perspektif Islam
Muhammad Musa al-Nasr melakukan penelitian dan menulis dalam bukunya yang berjudul Bekam Cara Pengobatan Menurut Sunnah Nabi SAW tentang keberadaan empat puluh hadits lebih yang menjelaskan tentang keutamaan bekam.
Berdasarkan hasil yang ia dapat setelah menelaah kitab-kitab dari sembilan tokoh hadits, sudah ia temukan 275 hadits yang khusus membahas tentang bekam. Kitab-kitab tersebut di antaranya sebagai berikut: kitab Sahih Bukhori (28 hadits), kitab Sahih Muslim (empat belas hadits), kitab Sunan Abu Daud (tiga puluh hadits), kitab Sunan Tirmidzi (tiga belas hadits), kitab Nasa’I (delapan hadits), kitab Ibnu Majah (25 hadits), kitab Imam Ahmad (142 hadits), kitab Imam Malik (tujuh hadits), dan kitab Imam ad-Darimi (delapan hadits).
Salah satu contoh hadits yang membahas tentang bekam adalah sebagai berikut:
أَنَّ عَاصِمَ بْنَ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ حَدَّثَهُ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَادَ الْمُقَنَّعَ ثُمَّ قَالَ لَا أَبْرَحُ حَتَّى تَحْتَجِمَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِيهِ شِفَاءً
Artinya: “Dari ‘Ashim bin Umar bin Qatadah (diriwayatkan) dia memberitahukan bahwa Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu pernah menjenguk al-Muqanna’, dia bercerita, ‘Aku tidak sembuh sehingga aku berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya di dalamnya terkandung kesembuhan’,” (HR Ahmad, Bukhari, dan Muslim).
Anjuran Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk melakukan bekam di pertengahan bulan atau sesudah pertengahan bulan. Namun, waktu yang lazim ia gunakan untuk melakukan bekam adalah pada pekan ketiga setiap bulannya. Hal ini ia lakukan karena pada awal bulan, aliran darah belum meningkat dan pada akhir bulan, aliran darah sudah cukup stabil, erta frekuensi darahnya memuncak pada pertengahan bulan sampai akhir bulan
Sehingga waktu yang Rasulullah SAW anjurkan untuk melakukan bekam adalah saat pertengahan bulan karena komposisi sel-sel darah serta frekuensinya meningkat pesat. Hadits riwayat dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:
َر َما َّن َخْي ْحدَى َو إ ِّعش ُرون ِّ ِّ إ َ َوَيوم تِّ ْس َع َعش َرةَ َ َو يَ ْوم َع َعش َرةَ َ َسْب ِّج ُمو َن فِّي ِّه يَ ْوم تَ ْحتَ
Artinya: “Sebaik- baik bekam yang kalian lakukan adalah pada tanggal tujuh belas, sembilan belas, dan dua puluh satu,” (HR At-Tirmidzi).
Terapi Bekam dalam Perspektif Medis
Penjelasan sederhana tentang pengobatan bekam yaitu menggunakan pendekatan ilmu kedokteran tradisional (traditional medicine) serta ilmu kedokteran modern (modern medicine). Hal ini agar penjelasan mengenai pengobatan bekam dapat mudah kita mengerti, terima, dan buktikan.
Pada dunia kedokteran tradisional terdapat penjelasan bahwa di bagian bawah kulit, otot, ataupun fascia mempunyai satu titik atau poin yang istimewa. Di antara titik yang satu dengan titik lainnya memiliki hubungan, baik itu membujur maupun melintang membentuk seperti jaring-jaring atau jala.
Oleh karena itu, kerusakan ataupun sakit pada satu titik bisa menyebabkan titik yang lain sakit atau rusak. Begitu juga sebaliknya, pengobatan di satu titik dapat memperbaiki (menyembuhkan) pada titik yang lain.
Dari penjelasan ini berdasarkan jurnal yang berjudul Terapi Bekam (Hijamah) dalam Perspektif Islam dan Medis karya Hakmi Hidayat dan kawan-kawan. Bisa kita jadikan tumpuan mengenai penjelasan seseorang yang apabila sakit pada bagian mata, tidak perlu ia lakukan bekam pada daerah matanya langsung, tetapi dapat ia lakukan bekam di area kepala atau sekitar tengkuknya.
Terapi bekam memiliki banyak manfaat dalam pengobatan, yakni pada penyakit lokal dan penyakit sistematik. Penyakit lokal di antaranya nyeri bagian punggung bawah, lutut, leher, bahu, sakit kepala, dan migrain.
Penyakit sistematik antara lain diabetes mellitus, hipertensi, dan rheumatoid arthritis. Adapun tempat terapi bekam dipilih sesuai dengan penyakit yang diobati. Namun, paling umum yakni bagian belakang tubuh serta dada, perut, bokong, dan kaki.
Kontraindikasi pada Bekam
Terapi bekam memiliki kontraindikasi yang terbagi menjadi dua yakni kontraindikasi absolut dan relatif. Kontraindikasi absolut pada pengobatan bekam yakni pada pasien kanker dan seseorang yang dengan kegagalan organ (gagal ginjal, gagal hati, dan gagal jantung), pasien yang memakai alat pacu jantung serta yang menderita hemofilia atau kondisi serupa.
Sedangkan kontraindikasi relatif terapi bekam meliputi infeksi akut, penggunaan antikoagulan, penyakit kronis yang parah (seperti penyakit jantung), kehamilan, nifas, menstruasi, anemia, melakukan bekam basah baru-baru ini, mendonor darah baru-baru ini, keadaan darurat medis, dan penolakan pasien terhadap terapi bekam.
Menurut Aboushanab dan Al Shanad (2018), agar terapi bekam dapat kita asakan manfaatnya, maka perlu mengikuti langkah-langkah pengendalian infeksi untuk mencegah infeksi terkait terapi bekam, yakni mencuci tangan, mengenakan alat pelindung diri.
Di antaranya masker, sarung tangan, penutup kepala, kacamata, baju gown, dan apron, disinfeksi kulit, dan tempat tidur pasien atau menggunakan penutup tempat tidur plastik sekali pakai. Kemudian mengikuti pedoman pemisahan dan pembuangan limbah medis, direkomendasikan menggunakan alat sekali pakai, pompa vakum, dan pisau bedah.
Kesimpulannya adalah terapi bekam bukan hanya pengobatan tradisional, melainkan dalam perspektif Islam dan medis pun ada pembahasannya yang dapat memberikan berbagai manfaat.
Wallohu A’lam
Oleh Indah Permatasari